Oleh: Dahroel Hifni
Al-Farabi merupakan seorang filsuf muslim yang mendapatkan gelar guru kedua. Gelar ini ia peroleh karena beliau adalah filsuf yang mumpuni dalam menguraikan pemikiran Arsitoteles. Al-Farabi memiliki pengaruh yang besar dalam peradaban Filsafat di Yunani.
Beliau memfokuskan dirinya dalam mengulas pemikiran Aristoteles. Karna itulah pemikiran beliau sampai hari ini selalu menjadi bahan rujukan dan memengaruhi banyak filsuf lainnya.
Al-Farabi merupakan sosok yang suka belajar dan rajin. Sejak kecil beliau memiliki kemampuan dan kecerdasan yang istimewa. Hal ini ditandai dari semangat beliau dalam mempelajari segala bentuk ilmu pengetahuan.
Dalam proses mencari ilmu pengetahuan tersebut, beliau sangat semangat dalam menemui berbagai guru di belahan tempat yang berbeda. Ilmu yang beliau minati tidak hannya ilmu agama semanta-mata, melainkan bahkan juga ilmu filsafat. Melalui tulisan-tulisannya itulah, pemikiran beliau sangat terkenal sampai ke dunia Barat.
Al-Farabi berpendapat bahwa ketidaktahuan dan keragu-raguan merupakan dasar yang menjadi modal awal yang harus dimiliki seseorang untuk membangun minat berfilsafat. Seseorang yang tidak tahu akan mendorong dirinya untuk tahu sedangkan keraguan akan menuntut seseorang untuk yakin.
Ketidaktahuan dan keraguan adalah kombinasi untuk memunculkan filsafat.
Al-Farabi berpendapat bahwasanya ada relasi antara pengetahuan dan kebahagiaan manusia. Kehidupan yang baik dapat diperoleh dari pengetahuan.
Menurut Al-Farabi, pengetahuan yang didasari dengan ilmu pengetahuan yang benar akan dapat menimbulkan perlakuan yang benar pula. Sehingga dengan hal itu muncullah kebahagiaan manusia.
Al-Farabi menyatakan bahwa berlogika dapat menyakinkan masyarakat bahwa antara filsafat dan agama tidak bertentangan. Karena kebenaran yang hakiki yang dibawa filsafat tidak bertentangan sama sekali dengan agama.
Filsafat berusaha untuk mencari kebanaran, dan agama juga menuntun manusia untuk menemukan kebenaran. Sehingga wajar jika dikatakan bahwa antara filsafat dan agama tidak memiliki pertentangan.
Dengan mendalami filasafat pengetahuan tersebut, maka kehidupan manusia dapat memperoleh kebahagiaan.
Penulis adalah Mahasiswa Prodi AFI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Angkatan 2020
Discussion about this post