Oleh: Fransisko Chaniago, M.Pd.
Menjadi seorang guru merupakan profesi yang mulia, mencerdaskan anak bangsa sebagai pengganti yang akan meneruskan dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak heran jika guru mendapat sanjungan dimata dunia. Indonesia khususnya, sebagai bentuk penghargaan kepada guru telah lahir sejak lama Keputusan Nomor 78 Tahun 1994 tentang hari Guru Nasional.
Ini menandakan bahwa profesi seorang guru berhak mendapatkan sanjungan, sebagaimana diketahui bahwa, melalui jasa-jasa mareka telah mengalir dalam diri peserta didiknya. Membantu peserta didik untuk mengetahui siapa dirinya dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan hidup secara lebih baik.
Ucapan selamat hari guru kiranya bukan hanya sekedar kata-kata, ada bentuk keseriusan dan keikhlasan yang harus ditampilkan. Ada sebuah kalimat yang menyatakan bahwa, belajar tanpa guru sama saja seperti membawa pelita tanpa minyak di dalam kegelapan. Artinya, ini menandakan bahwa pentingnya seorang guru sebagai pengarah. Guru dinisbatkan sebagai penerang bagi peserta didik dalam menimbah ilmu.Belajar tanpa guru seperti orang yang tersesat, bisa saja salah dalam memaknai dan bahkan menjadi kesalahan yang fatal.
Beragam karakter guru di sekolah ketika mentransferkan keilmuan, memberi warna-warni dalam setiap langkah peserta didiknya. Ada yang senang, ada yang jengkel dan bahkan ada guru yang dianggap spele oleh peserta didik. Itu semua tidak melemahkan ketulusan dan keikhlasan guru dalam memberikan pendidikan. Karena itu merupakan sebuah amanah yang harus dikerjakan demi menggapai apa yang di cita-citakan oleh peserta didik.
Keberasilan yang telah diraih oleh peserta didik tentu tidak terlepas dari keridhoan seorang guru dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didiknya. Perlu disadari bahwa keridhoan seorang guru merupakan kunci utama yang harus dimiliki oleh peserta didiknya.
Jika menengok ke belakang, apakah masih ingat dengan nama guru-guru kita? Baik dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Akhir dan bahkan sampai kita duduk dan menyelesaikan studi di perguruan tinggi? Tentu hanya sebagian.
Ada yang berpendapat bahwa guru yang tidak bisa dilupakan itu adalah guru yang baik, ada juga yang berpendapat bahwa guru yang tidak bisa dilupakan itu adalah guru yang pemarah. Tergantung dari sudut pandang dari kitanya masing-masing. Akan tetapi maksud dari kedua tipe guru tersebut memiliki niat dan tujuan yang baik, tidak lain dan tidak bukan yaitu mendidik dan menginginkan kita menjadi generasi yang memiliki ilmu pengetahuan dan memiliki kesiapan dalam menghadapi masa depan. Karena pada hakikatnya bahwa kita hari ini adalah gambaran kita dimasa depan. Tidak ada seorang guru yang ingin melihat peserta didik yang diajarkannya tidak berhasil. Semua guru penuh harapan menginginkan peserta didiknya menjadi orang sukses.
Teringat dengan satu pesan guruku, tingkat kebahagiaan seorang guru itu iyalah dapat melihat peserta didiknya menjadi orang yang sukses dan memberi manfaat kepada orang lain. Ini menandakan bahwa seorang guru tidak pernah menuntut apa-apa kepada peserta didiknya ketika ia sukses, cukup melihat peserta didik yang pernah diajarkannya menjadi orang sukses, itu sudah cukup.
Oleh sebab itu wajib kita mengucapkan terima kasih dan merupakan langkah kecil yang bisa dilakukan yaitu dengan cara mendoakan kebaikan kepada mareka ketika setelah melaksanakan sholat. Karena jasa itu bukan hanya dari satu guru saja, melainkan semua guru yang berkontribusi mengajar dan mendidik kita semasa duduk dibangku sekolah.
Dalam ajaran Islam, seorang guru mendapat posisi yang istimewa, dengan memuliakan seorang guru maka ganjarannya iyalah syurga. Tentu dengan mendoakan mareka ketika sesudah sholat merupakan tindakan yang dapat kita lakukan. Dalam kitab Lubbabul Hadis bab pertama, imam As-Suyuthi bahwa, Nabi Muhammad SAW. Bersabda, Siapa yang memuliakan seorang yang berilmu maka sungguh ia telah memuliakanku, siapa yang memuliakanku, maka sungguh ia telah memuliakan Allah, dan siapa yang memuliakan Allah, maka tempatnya adalah syurga.
Hadis di atas secara gamblang dapat dijadikan sebuah catatan penting bagi kita bahwa memuliakan orang yang berilmu, dalam hal ini yaitu seorang guru yang telah mengajar dan mendidik kita merupakan wujud rasa terimakasih kita kepada mereka.
Penulis adalah dosen Manajemen Pendidikan Islam UIN STS Jambi
Discussion about this post