Aksara24.id – Badan Kesbangpol Provinsi Jambi yang bekerjasama dengan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Provinsi Jambi menggelar seminar dengan tema ‘Penerapan Pedoman 4 (empat Pilar Pancasila dalam Kepaskibrakaan dan kehidupan Bermasyarakat), Rabu (20/12/2023).
Kaban Kesbangpol Provinsi Jambi, Apani Saharudin saat membuka seminar menyampaikan, sosialisasi seperti ini sangat penting agar warga negara memiliki persepsi yang sama dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini penting sekali untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai hak konstitusional bagi warga negara.
“Sebagai warga negara juga harus paham dalam kehidupan bernegara karena secara konstitusionalisme melaksanakan prinsip-prinsip bernegara yang ditetapkan founding father. Selain itu, masyarakat harus menjaga konstitusi sampai generasi ke depan,” katanya.
Konstitusi merupakan suatu kesepakatan. Karena berupa kesepakatan sehingga tidak semua dapat terpuaskan dengan hal tersebut. Memang konstitusi tidak bisa memuaskan semua pihak maka warga yang merasa konstitusinya terlanggar berhak memperjuangkannya ke Makamah Konstitusi,” tambahnya.
Ia mengatakan, 4 pilar MPR adalah Pancasila sebagai dasar dan UUD 1945 sebagai konstitusi serta ketetapan MPR. Negara kesatuan RI merupakan bentuk negara sementara bhinneka tunggal ika sebagai semboyan negara, bahwa sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sosialisasi tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara.
“NKRI sebagai bentuk negara yang bersifat final dan bhinneka tunggal ika sebagai sistem sosial bangsa Indonesia. penyebutan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tidaklah dimaksudkan bahwa keempat pilar tersebut memiliki kedudukan yang sederajat. Karena setiap pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda,” ujarnya.
Pancasila dikatakan Apani, menjadi jiwa dan roh bagi Indonesia. Frasa Empat Pilar dirubah menjadi Empat Konsensus Kebangsaan. Karena itu, Pancasila sejak tahun 1998, integritas bangsa mengalami penurunan dan menganggap Pancasila tidak menjadi penting. Padahal, Pancasila adalah rumusan dan pedoman kehidupan bernegara, sekaligus menjadi jawaban dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Empat pilar tersebut tidak dimaksudkan memiliki kedudukan sederajat. Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda.
“Pada prinsipnya, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain. Empat pilar tersebut merupakan prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk berdiri kukuh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa empat pilar tersebut adalah prinsip moral ke Indonesiaan yang memandu tecapainya kehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur kita pikul bersama,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu alasan kuat mengapa negara Indonesia sulit maju adalah inkonsistensi pemerintah. Indonesia bisa maju dan bisa jadi berdaulat dan merdeka dalam arti sebenarnya apabila Indonesia bisa berkonsitensi terhadap Pancasila, UUD, dan Bhineka Tunggal Ika. Pentingnya peran Pemuda bagi bangsa Indonesia tidak bisa di anggap remeh karena kita bisa merdeka salah satunya berkat perjuangan pemuda-pemuda pahlawan bangsa yang dulu berjuang demi NKRI.
“Sudah seharusnya Pemuda kritis dan aktif terhadap semua hal, karena tonggak estafet pemerintah ini ada di tangan Pemuda saat ini. Pemuda jangan dibungkam, dipukuli, diseret-seret, dan dikerasi karena sudah tugas pemuda sebagai wakil suara rakyat untuk mengkritisi kinerja pemerintah,” katanya.
“Saya juga mengucapkan selamat kepada seluruh peserta seminar yang akan dilaksanakan nantinya, silahkan ikuti kegiatan dengan serius kegiatan ini, ikuti penyampaian materi dari narasumber dengan serius, semangat serta pro aktif di dalam dialog tanya jawab nantinya, sehingga kegiatan ini nantinya tidak akan menjadi sia-sia dan dapat bermanfaat untuk kita semua,” tutupnya.(Sa)
Discussion about this post