Aksara24 – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi (OJK Jambi) melaporkan bahwa sektor jasa keuangan di Jambi menunjukkan kinerja positif hingga Maret 2024. Intermediasi berjalan dengan baik, dan profil risiko terjaga, didukung oleh meningkatnya aktivitas ekonomi.
Kepala OJK Jambi, Yudha Nugraha Kurata, menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan meningkat berkat pelindungan konsumen yang dijalankan OJK secara bertanggung jawab dan konsisten.
“Kepercayaan masyarakat meningkat seiring dengan upaya kami dalam menindak aktivitas keuangan ilegal melalui Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal,” ujar Yudha.
Dukungan terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
OJK Jambi aktif mendukung kebijakan pemerintah daerah dengan melakukan rapat dan koordinasi mengenai program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2024 bersama pemerintah Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Hingga Maret 2024, OJK Jambi telah mengadakan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi dan Kota Sungai Penuh untuk mengevaluasi program kerja TPAKD tahun 2023 serta membahas rancangan program kerja tahun 2024.
Perkembangan Sektor Perbankan
Kinerja sektor perbankan di Jambi menunjukkan peningkatan dengan total aset mencapai Rp55,99 triliun pada Maret 2024, tumbuh 8,54% secara year-on-year (yoy). Kredit/pembiayaan tumbuh sebesar 7,45% (yoy) menjadi Rp51,41 triliun. Kredit konvensional naik 5,98% (yoy) menjadi Rp45,87 triliun, sementara pembiayaan syariah meningkat 21,40% menjadi Rp5,54 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 3,65% (yoy) menjadi Rp45,30 triliun.
Kinerja Intermediasi
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Jambi tercatat sebesar 113,49%, lebih tinggi dari LDR nasional yang berada di angka 85,30%. Rasio Non-Performing Loan (NPL) di Jambi tercatat sebesar 1,93%, lebih rendah dibandingkan NPL nasional sebesar 2,23%.
“Kredit konsumsi masih mendominasi dengan porsi 42,60%, diikuti modal kerja sebesar 30,32%, dan investasi sebesar 27,08%,” jelas Yudha.
Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Di sektor IKNB, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 22,48% (yoy) dengan total penyaluran dana mencapai Rp2,33 miliar kepada 1.298 nasabah. Kinerja perusahaan pembiayaan juga meningkat 5,60% (yoy) dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp9,018 miliar dan rasio Non-Performing Financing (NPF) sebesar 3,47%.
Pasar Modal dan Edukasi Keuangan
Jumlah investor pasar modal di Jambi terus meningkat, dengan total 121.444 Single Investor Identification (SID), naik 18,28% (yoy). Namun, nilai transaksi saham menurun sebesar 18,24% (yoy) menjadi Rp765,24 miliar. Sementara itu, penjualan reksa dana melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) meningkat 224,31% (yoy) menjadi Rp146,24 miliar.OJK Jambi juga aktif memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. Hingga Maret 2024, telah dilaksanakan 9 kegiatan edukasi dengan total 1.440 peserta.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Provinsi Jambi,” kata Yudha.
Pengaduan Konsumen
OJK Jambi menerima 38 pengaduan konsumen hingga Maret 2024, yang terdiri dari 18 pengaduan perbankan dan 20 pengaduan IKNB.
“Kami terus mendorong penyelesaian pengaduan melalui internal dispute resolution oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK),” tambah Yudha.
Perkembangan TPAKD
TPAKD Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas pengembangan model bisnis dan optimalisasi program beras sabak, yang menjadi salah satu program kerja tahun 2024.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah setempat dan industri jasa keuangan untuk mendorong akses keuangan formal bagi masyarakat,” tutup Yudha. (GS)
Discussion about this post