Aksara24.id – Optimisme industri perbankan di Indonesia terus meningkat memasuki Triwulan III-2024, seiring dengan ekspektasi perbaikan kondisi ekonomi domestik meskipun tantangan global masih berlangsung.
Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa bank-bank di Indonesia optimis terhadap kinerja mereka pada paruh kedua tahun ini.
Survei tersebut melibatkan 93 bank responden yang mewakili 90,78 persen dari total aset perbankan nasional. Berdasarkan hasil survei, Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) untuk Triwulan III-2024 tercatat di angka 68, yang menunjukkan zona optimis.
Angka ini mencerminkan keyakinan pelaku industri perbankan bahwa kondisi makroekonomi Indonesia akan terus membaik, ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi serta kemampuan perbankan dalam mengelola risiko, meskipun kondisi ekonomi global masih menghadapi ketidakpastian.
Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) yang berada pada level 59, menandakan adanya ekspektasi optimis terhadap pemulihan ekonomi domestik.
“Optimisme ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk prediksi stabilnya suku bunga BI Rate, menguatnya nilai tukar rupiah, dan meningkatnya belanja pemerintah menjelang Pilkada 2024. Kami percaya bahwa perbankan Indonesia akan mampu terus tumbuh dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi,” kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa
Salah satu indikator yang mendasari optimisme ini adalah prediksi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), yang diharapkan akan tumbuh berkat naiknya konsumsi masyarakat.
Konsumsi ini didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah, terutama dalam persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Belanja pemerintah yang meningkat di sektor-sektor strategis dinilai akan memberikan dampak positif pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Selain itu, mayoritas responden juga menilai bahwa risiko perbankan pada triwulan ini masih berada dalam kategori terkendali. Indeks Persepsi Risiko (IPR) berada di angka 57, menunjukkan bahwa risiko kredit dan risiko pasar dianggap masih manageable.
“Kualitas kredit tetap stabil, sementara risiko likuiditas diperkirakan akan terus terjaga sepanjang 2024,” tambahnya.
Di sisi lain, ekspektasi terhadap kinerja perbankan secara keseluruhan juga meningkat. Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) tercatat sebesar 86, menunjukkan keyakinan bahwa penyaluran kredit akan terus meningkat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pasca-Pemilu 2024.
Selain itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan akan tumbuh seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi. Bank-bank juga diharapkan mampu memanfaatkan dana pemerintah yang disalurkan ke bank daerah untuk mendukung pertumbuhan kredit.
Sementara itu, survei juga mencatat adanya perhatian khusus terkait dengan isu judi daring yang marak di Indonesia. Sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring, OJK mencatat bahwa seluruh bank telah memiliki sistem yang mampu mendeteksi rekening yang terlibat dalam aktivitas judi online.
Beberapa bank bahkan telah mengembangkan sistem yang lebih canggih untuk mendeteksi pola transaksi mencurigakan.
“Bank-bank juga melakukan pengecekan data nasabah dengan watchlist yang diberikan oleh OJK, PPATK, dan aparat hukum lainnya. Jika ditemukan kesesuaian, tindakan tegas seperti pemblokiran rekening akan dilakukan,” jelas Aman.
Optimisme yang sama juga terlihat dalam proyeksi pertumbuhan Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) hingga akhir 2024. Meskipun pertumbuhannya diperkirakan melambat dibandingkan tahun sebelumnya, permintaan KKB masih diharapkan meningkat pada Triwulan IV 2024, seiring dengan promosi akhir tahun dan insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah. (OJK)
Discussion about this post