Aksara24 – Kementerian Kesehatan menargetkan setiap provinsi memiliki rumah sakit utama layanan katastropik. Rumah sakit utama layanan katastropik ialah rumah sakit yang mampu melayani pasiennya dengan penyakit yang mengancam nyawa dan membutuhkan biaya pengobatan yang besar serta proses yang lama seperti stroke, jantung, kanker dan ginjal.
Keempat penyakit tersebut merupakan penyakit dengan tingkat kematian tertinggi sekaligus pembiayaan terbesar di Indonesia, sehingga membutuhkan penanganan cepat guna menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Target ini merupakan bagian dari transformasi kesehatan, khususnya transformasi layanan rujukan. Salah satu program dalam transformasi rujukan, yakni program pengampuan rumah sakit yang bertujuan meningkatkan aksesibilitas layanan rujukan, meningkatkan kapabilitas, serta mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, Khususnya rumah sakit pemerintah RSUD Mattaher Jambi.
Program ini tidak hanya menargetkan setiap provinsi memiliki satu rumah sakit utama yang memiliki layanan katastropik , tetapi juga setiap kabupaten mempunyai layanan madya. Rumah sakit madya, yakni rumah sakit yang mampu melakukan layanan dengan kategori sedang, seperti halnya pasien dengan penderita penyakit jantung, rumah sakit madya harus mampu melakukan tindakan kateterisasi jantung (cath lab), pemasangan ring. Begitu juga bagi penderita stroke rumah sakit madya harus bisa mengambil tindakan anatomi, trombolisis dan operasi coiling.
“Penyakit jantung dan stroke ini menjadi masalah yang esensial, karena angka kematiannya masih tinggi dan pembiayaannya juga tinggi. hingga, kita membuat program pengampuan di mana pelayanan jantung dan stroke di daerah harus sama dengan pelayanan jantung dan stroke di Pusat, untuk itu RSUD Mattaher diharapkan mampu meningkatkan kompetensi rumah sakit yang diampu di bawahnya,” kata Dirjen pelayanan kesehatan Azhar Jaya dalam kunjungannya di RSUD Mattaher, Senin (5/2/24).
Pengampuan rumah sakit juga akan diperkuat dengan penyediaan obat-obatan yang memadai, serta memastikan obat-obatan lokal memiliki kualitas yang setara dengan obat impor. Harapannya, pasien tidak perlu berobat ke luar negeri.
Transformasi layanan rujukan berupa pengampuan rumah sakit ini diharapkan memperbaiki deteksi dini pada pasien katastropik. Sebab masih banyak pasien yang tidak terobati karena kurangnya deteksi dini, keterlambatan diagnosis, dan kurangnya intervensi penyakit. Semua hal itu bermuara pada kurangnya akses, kualitas layanan rumah sakit yang belum memadai, tidak adanya alat kesehatan, tidak adanya dokter spesialis, dan kompetensi SDM yang kurang.
“banyak faktor penyebabnya. Hal-hal seperti inilah yang akan kita bereskan bersama melalui sistem pengampuan yang sudah kemenkes tetapkan sebagai salah satu program nasional untuk mengatasi beberapa penyakit yang progresif yang memakan biaya tinggi serta penting untuk dievaluasi,” lanjutnta
Direktur Utama (Dirut) RSUD Mattaher dr. Herlambang menyampaikan pengampuan RSUD akan fokus pada kualitas layanan. dr. Herlambang berharap, melalui kerja sama ini, rumah sakit pemerintah di daerah dapat memperluas jangkauan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas. RSUD Mattaher memastikan program tersebut akan diimplementasikan secara efektif dan efisien melalui kerja keras dan kerja sama yang erat semua pihak.
“Kami yakin bahwa kita dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam penanggulangan penyakit berbaya di Indonesia khususnya di Provinsi Jambi ” tutur Dirut dr. Herlambang. (Gust)
Discussion about this post