Aksara24.id – Erayani berhasil mengelabui Sintia (nama samaran) selama 10 bulan lebih dengan berpura-pura menjadi seorang laki-laki. Mengaku bernama Ahnaf Arrafif dan berprofesi sebagai seorang dokter, dia menikahi Sintia secara siri, dan berencana melakukan resepsi pernikahan Oktober mendatang.
Melalui aplikasi kencan, Tantan, Erayani berkenalan dengan Sintia, seorang wanita asal Jambi, seorang sarjana ekonomi dari salah satu universitas di Yogyakarta.
Berbekal mulut manis dan identitas palsu, Erayani berhasil mengajak Sintia bertemu. Bahkan sejak pertama mereka bertemu, Erayani diperkenankan menginap di rumah Sintia, sebelum akhirnya mereka menikah. Malangnya, wanita di Jambi ini tak sadar nikahi wanita.
Mereka menikah siri lantaran Erayani tidak bisa menunjukkan identitasnya. Dengan berbagai alasan yang membuat Sintia dan keluarganya percaya. Salah satunya adanya perbaikan identitas.
Mereka juga mempersiapkan acara resepsi pernikahan yang rencananya digelar Oktober mendatang. Foto pranikah serta souvenir pernikahan sudah disiapkan.
Dalam foto pranikah yang dijadikan barang bukti, mereka melakukan sesi foto di sebuah hotel berbintang di Jambi. Erayani dengan setelan jas putih dokter, berkalungkan stetoskop berdampingan dengan Sintia dengan pakaian berwarna biru.
Pada bagian souvernir serta tas kertas bingkisan tertera nama keduanya. Erayani di sana menggunakan nama palsu dengan dilengkapi gelar palsunya. dr. Ahnaf Arrafif. Sp. Bs. S. Art. S.T. S.H. S.Hum.
Selama di rumah Sintia, Erayani bersikap baik, begitu pengakuan Sintia saat memberikan kesaksian di persidangan dengan Erayani menjadi terdakwa, Selasa beberapa hari lalu.
“Sempat ngobatin ayah saya. Akhirnya saya percaya dia dokter. Dia ngecek tensi, dia nyaranin obat. Saya cuma beli. Awal-awal datang saja dia ngecek kesehatan orang tua,” kata Sintia di hadapan Hakim Ketua Alex Pasaribu.
Sehari-hari, selama di rumah Sintia, Erayani, bersikap seperti laki-laki, berbicara dengan suara berat khas laki-laki, meskipun suara aslinya, menurut Jaksa Penuntut Umum, Kejari Jambi, Sukmawati, seperti suara perempuan.
“Suara si terdakwa seperti perempuan, tapi saat dia ngobrol sama si korban, itu dibuat ngebass, seperti laki-laki,” kata Sukmawati, mendampingi Kasi Pidum Kejari Jambi, Irwan, saat ditemui di Kejari Jambi.
Dikatakan Sukma, selama bersama Sintia, Erayani menutupi rapat-rapat identitas perempuannya. “Kalau dia pakai baju itu (bajunya) kedodoran. Nggak pernah pakai bra. Payudaranya diakui sebagai tumor yang (sedang) dia obatin. Itulah akhirnya meminjam uang korban,” kata Sukmawati.
Meski mengaku berprofesi sebagai dokter, Erayani justru tidak menunjukkan melaksanakan pekerjaan dokter saat kesehariannya. Kepada istrinya dia mengaku memiliki perusahaan batubara.
“Nggak buka praktek, tapi ngaku punya perusahaan,” kata Sukmawati.
Pernikahan siri mereka berlangsung setidaknya 10 bulan sebelum akhirnya identitas asli terbongkar. Selama itu, mereka berhubungan layaknya suami istri, tidur bersama hingga berhubungan badan.
Namun, setiap melakukan hubungan badan, Sintia dilarang melihat tubuh Erayani. Bahkan saat melakukan penetrasi, Sintia tidak tahu apa yang dimasukkan Erayani ke alat kelaminnya. Dia (korban) nggak tau apa yang dimasukkan ke dalam kelaminnya karena mata dia ditutup,” kata Sukma lagi.
“Berdasarkan keterangan korban, matanya ditutup pakai selendang, atau alat penutup gitu. Sehingga korban nggak lihat kelamin terdakwa seperti apa,” katanya. (Ga)
Discussion about this post