Aksara24.id – Cacar monyet kini jadi ketakutan baru beberapa negara, termasuk di Indonesia. Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 19 Agustus 2022, sudah ada satu kasus cacar monyet di Indonesia yang membuat masyarakat jadi lebih was-was.
Meski punya gejala yang tak jauh berbeda, cacar monyet (monkeypox) dan cacar air (chickenpox), sebetulnya punya beberapa perbedaan. Hal ini tentu perlu diketahui oleh masyarakat agar tidak mudah panik tetapi tetap awas akan penyebarannya.
Dilansir pada kumparansains, berikut penjelasan Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air.
Penyebab dan penularan cacar
Kulit yang terkena cacar air dan cacar monyet sekilas tampak sama. Namun, jenis virus dan cara penularannya jelas berbeda. Cacar air merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Sedangkan, cacar monyet, disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Penularan cacar air bisa terjadi lewat sentuhan pada benjolan atau cairan di dalamnya, menyentuh benda yang terkena cairan, bahkan bisa menular melalui udara. Karena awalnya cacar air menginfeksi saluran pernapasan, maka perpindahan virus ke dalam tubuh dapat dimulai saat seseorang menghirup virus tersebut.
Sedangkan monkeypox, sejauh ini dikatakan sebagai penyakit yang ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi (zoonosis), atau bahan yang terkontaminasi virus. Dilansir WHO, cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, cairan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi.
Gejala yang muncul
Saat virus cacar air menyerang, penderitanya mungkin akan mengalami ruam merah yang diikuti oleh benjolan atau lepuhan kecil yang berisi cairan. Lepuhan ini bisa pecah dalam waktu beberapa hari dan akan meninggalkan bekas seperti kerak.
Awalnya, seseorang yang terkena cacar air akan merasa demam, kehilangan selera makan, sakit kepala, hingga kelelahan dan perasaan tidak sehat. Tak jauh berbeda dari cacar air, seseorang yang terinfeksi cacar monyet bisa mengalami sakit kepala, demam akut lebih dari 38.5 Celsius, nyeri otot/myalgia, sakit punggung, asthenia (tubuh lemah), dan lesi cacar (yang diisi air atau nanah pada seluruh tubuh).
Masa inkubasi dan lama gejala
Kemenkes Indonesia mengatakan bahwa masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari, tetapi tidak menutup kemungkinan dari 5 hingga 21 hari. Di sisi lain, penyakit akan berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
Sedangkan, cacar air bisa menular dalam waktu 1 hingga 2 hari saja, sebelum akhirnya ruang dan lesi cacar muncul. Jika lesi sudah muncul, maka perawatan dibutuhkan sekitar 2 minggu (10 hingga 21 hari). Seseorang dikatakan sembuh dari cacar air jika tidak ada lagi lesi baru yang muncul dalam 24 jam.
Kondisi kelenjar getah bening
Berbeda dari jenis cacar lain, termasuk cacar air, cacar monyet bisa menimbulkan satu kondisi pembesaran kelenjar getah bening yang berukuran lebih dari satu sentimeter. Kondisi ini disebut dengan limfadenopati.
Limfadenopati sendiri merupakan kondisi yang kerap terjadi karena berhubungan dengan sumber infeksi lain. Beberapa penyakit yang juga menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening seperti tumor, autoimun, atau penggunaan obat tertentu.
Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet
Karena penyebaran monkeypox atau cacar monyet terjadi melalui kontak fisik, pencegahannya bisa dilakukan dengan memutus kontak fisik. Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya ada 3 langkah penting dalam mencegah penularan monkeypox.
Pertama, hindari kontak antar-kulit dengan penderita cacar monyet. Anda disarankan untuk menghindari kontak fisik seperti menyentuh ruam atau luka, menghindari kontak fisik seperti memeluk, mencium, atau bahkan berhubungan seks dengan penderita cacar monyet.
Kedua, masyarakat juga dilarang untuk menyentuh berbagai barang yang telah digunakan oleh penderita cacar monyet, seperti peralatan makan, tempat tidur, handuk, atau pakaian mereka.
Ketiga, hampir sama dengan saran pencegahan COVID-19, masyarakat disarankan untuk lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air, atau dengan hand sanitizer. Langkah ini sangat penting dilakukan, terutama saat Anda akan menyentuh wajah, makan, atau setelah menggunakan kamar mandi.
Selain ketiga langkah penting ini, tentu masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dengan berolahraga serta konsumsi makanan/minuman yang penuh dengan nutrisi. (kumparansains)
Discussion about this post