Aksara24.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan pameran prasejarah bertema “Jejak Peradaban Prasejarah di Nusantara”. Pameran dibuka secara resmi pada tanggal 17 September 2022 di gedung De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah. Pameran yang berlangsung hingga 24 September 2022 ini mampu menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi pelajar.
Pameran “Kampung Purba” berisi refleksi rekonstruksi kehidupan masa prasejarah dalam bentuk kampung yang terbagi dalam beberapa klaster. Setiap klaster menyajikan cerita tentang cara hidup dan beradaptasi manusia hingga tercipta sebuah peradaban yang khas dari masa ke masa.
Pameran prasejarah ini diselenggarakan oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaataan Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Museum Geologi Bandung, Balai Pelestarian Cagar Budaya seluruh Indonesia, Museum Nasional, Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I Yogyakarta, dan Balai Konservasi Borobudur.
Dalam Pameran “Kampung Purba” hadir siswa jenjang pendidikan dasar hingga menengah, di antaranya hadir siswa SMPN 2 Colomadu, Monica Nada Amalia dan Muhammad Afnan Khafid. Monica dan Afnan sudah dua kali menghadiri pameran ini. Meskipun bukan pertama kalinya, mereka tetap antusias dalam mempelajari sejarah benda-benda purba.
“Di sini bisa dapat pengetahuan sejarah di zaman purba, cara berburu, dan beradaptasi,” ujar Afnan.
Monica juga menambahkan, dengan mengunjungi pameran, ia dapat melihat secara langsung penggambaran benda-benda prasejarah. “Jadi lebih menyenangkan belajarnya,” tuturnya.
Kedua siswa itu berharap pameran bisa diadakan tiap tahun agar pelajar bisa terus belajar prasejarah dengan cara menyenangkan.
“Semoga bisa diadakan tiap tahun, supaya bisa tahu lebih banyak tentang prasejarah Indonesia. Lebih menyenangkan selain di kelas,” ujar Afnan.
Pameran “Kampung Purba” juga menjadi sumber ajar bagi guru, salah satunya guru SMPN 2 Colomadu, Purwaningsih. Ia menuturkan, pameran membantunya dalam proses mengajar.
“Pameran ini membantu para guru dalam mengajar, karena materinya tidak perlu disiapkan lagi dan siswa dapat mengembangkan apa yang mereka lihat sehingga secara langsung dapat ilmu sejarah manusia purba,” kata Purwaningsih.
Ia juga berharap kegiatan yang menginspirasi ini dapat terus berlangsung sehingga masyarakat dapat pengetahuan prasejarah lebih mudah.
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, mengatakan, koleksi yang terdapat dalam Pameran “Kampung Purba” antara lain replika hewan zaman purba, peralatan prasejarah, dan aksesoris manusia purba.
“Benda-benda prasejarah yang ditampilkan dalam pameran merupakan koleksi dari 16 instansi Balai Pelestarian Cagar Budaya yang ada di Indonesia, mulai dari Sangiran, Aceh, Sumatra Barat, Banten, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Ternate, Museum Geologi Bandung, hingga Museum Nasional Indonesia,“ ujarnya.
Pameran juga menampilkan lukisan pada gua dari Kalimantan dan Sulawesi serta manekin manusia Flores. Meskipun ukurannya lebih kecil dari manusia pada zaman sekarang, Iskandar menyebutkan, terdapat ciri-ciri manusia modern pada sosok manusia Flores.
Ia menambahkan, di Pameran “Kampung Purba” juga terdapat Kampung Gerabah.
“Pembuatan gerabah yang masih ada hingga sekarang membuktikan bahwa kegiatan ini merupakan terusan dari nenek moyang,” ujarnya.
Iskandar juga berharap melalui pameran ini diharapkan masyarakat mampu melestarikan warisan budaya prasejarah. “Melalui pameran ini diharapkan masyakat lebih peduli, mencintai, dan melestarikan warisan budaya prasejarah,” tuturnya. (Sumber: kemdikbud)
Discussion about this post