Aksara24.id – Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Jambi, Farti Suandri, menyampaikan rasa duka cita atas tragedi Stadion Kanjurihan. Hal ini dikatakannya saat menghadiri final turnamen futsal yang diadakan oleh Asosiasi Futsal Kota Jambi di Gedung Olahraga (GOR) Kotabaru, Kota Jambi, Minggu malam (02/10/2022)
Farti Suandri didampingi oleh Yudi sekaligus Ketua Futsal Provinsi jambi dan penyelenggara kegiatan, menyaksikan langsung pertandingan yang diikuti oleh sebanyak 30 tim futsal laki-laki dan juga perempuan tersebut. Juara Pertama tim laki-laki diraih BWSS, juara kedua diraih oleh Ortiz, sedangkan di tim perempuan Juara Pertama Hantu Kota, Juara ke Kedua diraih oleh PW Koja.
Dalam sambutannya Ketua PSSI Kota Jambi Farti Suandri menyampaikan, dalam permainan futsal sportifitas dan kerjasama merupakan kunci kesuksesan. Sebuah tim tidak akan menang atau menjadi juara apabila dalam permainan tidak ada saling kerjasama.
“Apa lagi ketika ego para pemain sudah dikedepankan, sudah pasti masalah akan muncul. Oleh karena itu perlu adanya kemampuan beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan social,” ujarnya.
Farti juga menaruh harapannya ke depan bagi seluruh seluruh club yang telah bertanding agar tetap spotif dan berpegang teguh rasa persaudaraan.
Saat awak media menanyakan terkait Insiden Kanjuruhan Malang, terkait olahraga sepakbola, Farti pun memberikan tanggapannya.
“Pertama-tama saya selaku Ketua PSSI Kota Jambi mengucapkan turut berduka cita yang sangat mendalam. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan,” ungkapnya, Minggu (02/10/2022).
Pria yang akrab disapa Bujang Parti ini juga turut prihatin, karena peristiwa kerusuhan ending dari liga Persebaya Vs Arema tersebut jadi topik terbesar ketiga di dunia.
Dikutip dari Tempo.co data terakhir dalam keterangan resminya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan korban insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang sudah diverifikasi sebanyak 125 orang .
Farti Suandri pun menambahkan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Provinsi Jawa Timur menjadi sejarah kelam di kanca persepakbolaan Indonesia.
“Sekali lagi saya sangat prihatin,” ucapnya.
Terpisah, Sekretaris PSSI Kota Jambi Ade Lubis, saat sikonfirmasi via WhatsApp bagaimana pengalaman PSSI Kota Jambi saat mengadakan pertandingan sepak bola menyangkut administrasi regulasi aturan PSSI Kota Jambi sendiri.
Menurut Ade Lubis menyangkut regulasi administrasi atau aturan, berkaiatan sanksi, dalam pertandingan sepak bola yang pernah dilaksanakan PSSI Kota Jambi beberapa tahun lalu, PSSI mewajibkan peserta menandatangani fakta integritas ataupun perjanjian, jika melanggar maka club maupun pemain disanksi tidak boleh lagi ikut pertandingan dalam waktu 2 sampai 3 tahun.
“Alhamdullilah selama ini PSSI Kota Jambi selalu mengadakan even liga sepakbola dan juga futsal hasilnya pertandingan berlangsung aman tidak ada keributan, meskipun jumlah peserta cukup banyak,” jelasnya. (Afd)
Discussion about this post