Aksara24 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) masih tumbuh kuat, sehingga berkontribusi mempertahankan kinerja perekonomian nasional maupun daerah di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata mengatakan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan tumbuh menguat seiring adanya program kerja tim percepatan Akeses Keuangan Daerah (TPKAD) yang berkolaborasi bersama pemerintah Provinsi Jambi.
“Menguatnya stabilitas sektor jasa keuangan ini terlihat dari tumbuhnya perkembangan sektor perbankan di Jambi, Perkembangan sektor industri keuangan Non-Bank (iknb), Perkembangan pasar modal, Perkembangan edukasi dan perlindungan konsumen, serta perkembangan tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) ,” Kata Yudha Nugraha Kurata Kepala OJK Provinsi Jambi dalam rilisnya, Jumat (15/3/24).
Sektor Perbankan Terus Menguat
Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata mengatakan, per Januari 2024, Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) tumbuh sebesar 7,43 persen (yoy) menjadi Rp 50,38 triliun. Kredit konvensional tumbuh sebesar 6,23 persen (yoy) menjadi Rp 45,13 triliun dengan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 18,96 persen menjadi Rp 5,25 triliun.
Sementara itu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) BU Provinsi Jambi meningkat lebih besar 116, 90 persen dari BU nasional yang hanya 84,99 persen. Hal tersebut terjadi karena penyaluran kredit oleh Bank-Bank Umum di Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan dana pihak ketiga, bahkan kualitas kredit juga masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,95 persen berada di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,32 persen.
Kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,60 persen diikuti modal kerja sebesar 30,97 persen dan Investasi sebesar 26,42 persen. Kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 46,06 persen dan non-UMKM sebesar 53,94 persen. Hal ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 29,25 persen, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 26,57 persen dan perdagangan besar dan eceran sebesar 17,02 persen.
Per Januari 2024, kinerja intermediasi kredit BPR Jambi juga tumbuh positif sebesar 10,68 persen (yoy) atau Rp 1.407,54 miliar dan DPK tumbuh 11,97 persen (yoy) atau Rp1.014,62 miliar. Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Jambi juga tercatat meningkat sebesar 80,18 persen.
Perkembangan Sektor IKNB
Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata menyatakan pendapatan premi sektor asuransi di Januari 2024 mencapai Rp 619 miliar atau tumbuh sebesar 202,39 persen (yoy). Premi asuransi jiwa juga mengalami kenaikan sebesar 10,53 persen (yoy) mencapai Rp 467 miliar. Premi asuransi umum syariah meningkat sebesar 11,62 persen (yoy), sedangkan asuransi jiwa syariah terkontraksi atau mengalami penurunan sebesar 73,53 persen (yoy).
Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Jambi juga tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 9.071 miliar atau meningkat 12,94 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing (NPF) meningkat di angka 3,01 persen. Namun meski terdapat penurunan jumlah kontrak pembiayaan sebesar 909.506 kontrak atau turun -3,97 persen (yoy), namun meningkat 0,12 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (mtm).
Sementara itu, industri modal ventura menunjukan total pembiayaan menjadi sebesar 103,42 miliar, turun -20,68 persen (yoy) dan rasio NPF turun menjadi sebesar 3,43 pesen, turun -3,11 persen (yoy). Sektor dana pensiun menunjukan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 6,84 persen (yoy) menjadi Rp 219,27 miliar dan total investasi meningkat 4,39 persen (yoy) menjadi Rp 208,43 miliar.
Selanjutnya, pada Fintech Peer to Peer Lending menunjukan pertumbuhan positif pada akumulasi pembiayaan tumbuh sebesar 59,60 persen (yoy) menjadi 4.573 miliar dan jumlah rekening penerima aktif mengalami pertumbuhan sebesar 9 persen (yoy) dan diikuti dengan outstanding pembiayaan mengalami pertumbuhan positif 50,22 persen (yoy) menjadi 545.09 miliar di bulan Desember 2023.
Arah Kebijakan Edukasi Perlindungan Konsumen
Dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan menghadapi tantangan ke depan, OJK tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dengan menjaga stabilitas sistem keuangan.
“OJK sedang menilai manajemen risiko Lembaga Jasa Keuangan dalam mengantisipasi potensi penurunan harga komoditas ke depan yang selama ini menjadi penopang kinerja perekonomian nasional, termasuk peningkatan kinerja intermediasi, kami juga telah melaksanakan edukasi keuangan sebanyak 2 kegiatan dengan capaian peserta sebanyak 520 peserta melalui Program kegiatan OJK,” ungkap Yudha.
Selain itu, OJK Jambi juga telah menerima sebanyak 10 pengaduan konsumen, yang terdiri dari 4 pengaduan perbankan dan 6 pengaduan IKNB. OJK terus mendorong penyelesaian pengaduan nasabah melalui internal dispute resolution oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dan saat ini sebanyak 1 pengaduan yang menjadi sengketa sedang dalam proses oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) SJK. OJK Jambi juga telah memberikan pelayanan permintaan Sistem Layanan Informasi Keuangan Debitur (SLIK) baik melalui walk in maupun online mencapai 895 permintaan.
Perkembangan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
Terkait evaluasi dan rencana program kerja tahun 2024 OJK Jambi juga telah mengimplementasi masing masing program melalui rapat koordinasi bersama kepada TPKAD daerah dalam bidang perekonomian melalui program regular dan irregular.
“Agar pertumbuhan keuangan daerah stabil kami telah menerapkan beberapa program regular seperti Kredit Mantap 24 Bank Jambi, Penyaluran KUR Mikro, Super Mikro, dan Ultra Mikro, Program Satu Rekening Satu Pelajar, Akselerasi terdapatnya Agen Laku Pandai,” Kata Yudha
“Program irregular seperti, Investasi Pasar Modal Jambi Basamo, Business Matching UMKM, Program Ekosistem Keuangan Inklusif, OJK Jambi Berkelana (Bersama Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan), Pembiayaan Replanting Sawit, Optimalisasi Program Beras Zabak, dan Sosialisasi Program Bursa Karbon,” tutup Yudha. (Gus)
Discussion about this post