Aksara24.id – Jarimu harimaumu merupakan pesan untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan menjaga etika di dunia digital. Peribahasa ”jarimu harimaumu” berarti, dengan perangkat ponsel yang dimiliki, pengguna bisa mengetikkan dan menyebarkan informasi apa saja.
Agar memahami etika berjejaring bahwa jarimu harimaumu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kamis (3/10) siang, pukul 13.00 WIB.
Mengusung tema ”Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!” diskusi online yang akan diikuti siswa pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi, Kepala Sekolah SMPN 1 Kuala Tungkal, Kab. Tanjung Jabung Barat Nahrudin, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera0310. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Rabu (2/10).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, berjejaring di media sosial membutuhkan etika digital agar aman dan tidak menimbulkan permasalahan. Di balik peribahasa ”jarimu harimaumu”, terdapat pesan penting untuk menjaga dunia digital dengan baik, dan menyebarkan hal-hal yang positif.
”Dalam dunia digital, peribahasa ‘mulutmu harimaumu’ telah berubah menjadi ‘jarimu harimaumu’. Warganet diminta untuk menjaga jari jemarinya, memilih kata-kata yang akan kita tulis melalui media sosial agar tidak terjerumus dalam tindakan yang melanggar etika digital,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Beberapa tips untuk menjaga jari agar tidak menjadi harimau, menurut Kemkominfo, latih diri untuk diam, dengan cara lebih banyak mendengar daripada berbicara. Gunakan jari-jari untuk menulis hal-hal baik, memotivasi dan menebar energi positif.
”Juga, hindari menebar fitnah dan hoaks, pastikan informasi yang hendak disampaikan benar, imbang dan rasional,” imbuh Kemkominfo.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)
Discussion about this post