Oleh : Fransisko Chaniago, M.Pd.
Perkembangan zaman yang ditopangi oleh kemajuan teknologi merupakan perubahan yang tidak dapat dihindari oleh generasi muda saat ini, khususnya bagi mahasiswa. Memetik apa yang disampaikan oleh Tittenberger (2009), teknologi merupakan perwujudkan ide melalui desain alat yang mempermudah kehidupan. Terlepas dari apakah kita menyadarinya atau tidak, teknologi kini mampu mengubah pola pikir dalam menghadapi berbagai tantangan.
Melalui penggunaan teknologi yang tepat guna, tugas-tugas yang sebelumnya rumit kini dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan efisien.
Di era modern saat ini, perubahan dari sistem manual menuju sistem berbasis digital telah menjadi keniscayaan. Hal ini membawa tantangan bahwa mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Tidak ada lagi ruang bagi mahasiswa yang gagap teknologi (gaptek), karena mereka hidup di era digital, di mana pengetahuan serta keterampilan dalam menggunakan teknologi menjadi suatu keharusan yang tidak bisa dihindari.
Namun, tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam menguasai teknologi tidaklah sederhana. Salah satu kendala yang sering muncul adalah keterbatasan fasilitas yang tidak memadai. Selain itu, kurangnya praktik atau pelatihan terkait teknologi juga menjadi masalah.
Akan tetapi, jika kita menelaah lebih jauh, masalah utama sebenarnya terletak pada kurangnya disiplin dan motivasi sebagian mahasiswa untuk secara serius mendalami teknologi sebagai bagian dari proses pembelajarannya.
Ironi muncul ketika mahasiswa dihadapkan dengan tugas yang melibatkan teknologi. Alih-alih merasa tertantang untuk belajar, beberapa justru diselimuti rasa takut dan cemas, seolah-olah teknologi adalah penghalang yang sulit untuk diatasi. Padahal, yang lebih menakutkan bukanlah teknologi itu sendiri, melainkan ketidakmampuan untuk menggunakannya.
Dalam dunia yang semakin digital, mengabaikan teknologi sama saja dengan menutup diri dari berbagai peluang dan pengetahuan yang terus berkembang.
Oleh sebab itu, berdamailah dengan teknologi, karena kunci untuk mengatasi rasa takut adalah dengan beradaptasi dan terus mempelajarinya. Tidak perlu menghindar, karena teknologi akan terus berkembang. Dengan membuka diri dan berusaha memahami cara kerjanya, mahasiswa bisa memperluas kemampuan dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan.
Bukankah Bapak Pendidikan Indonesia, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, pernah menyatakan, “Semua orang adalah guru, dan semua tempat adalah sekolah”? Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa pendidikan dapat diperoleh di mana saja dan dari siapa saja.
Mahasiswa perlu membuka cakrawala pemikirannya, belajar tidak hanya dari dosen, tetapi juga dari teman dan sumber-sumber lain yang tersedia. Menguasai teknologi seperti komputer dan ponsel adalah salah satu cara untuk memanfaatkan sarana pembelajaran yang ada di era digital saat ini.
Dalam sebuah opini yang pernah penulis terbitkan di JurnalPost.com berjudul Sebuah Refleksi: Kecanggihan Teknologi Sebagai Sarana di Dunia Pendidikan, penulis menyatakan bahwa perkembangan teknologi internet telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan.
Internet telah menjadi alat yang sangat efektif dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas di sektor pendidikan. Internet bukan hanya sarana komunikasi dan publikasi, tetapi juga alat yang memungkinkan kita mendapatkan informasi secara cepat dan mudah dengan dukungan teknologi.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan tentunya tidak dapat dipisahkan dari peran internet. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses sumber informasi yang lebih luas, mengembangkan ide-ide baru, dan mengakses materi pembelajaran yang mendukung disiplin ilmu mereka.
Dengan akses yang tak terbatas ini, mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses belajarnya secara optimal.
Sebagaimana Farid Ahmadi (2017) menegaskan bahwa teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga bagian dari disiplin ilmu yang wajib dikuasai oleh setiap pelajar.
Oleh karena itu, mahasiswa harus memanfaatkan teknologi dengan cerdas, bukan hanya untuk keperluan akademik tetapi juga untuk menghadapi tantangan besar di masa depan.
Sebagai generasi penerus, mahasiswa harus siap menghadapi persaingan global yang semakin ketat. mahasiswa perlu membekali diri dengan keterampilan teknologi sejak dini dan memanfaatkan peluang yang ada, tanpa menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.
Oleh karena itu, penting bagi setiap mahasiswa untuk menyadari bahwa penguasaan teknologi bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan yang harus dipenuhi agar mereka dapat bersaing di masa yang akan datang.
Penulis adalah Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Discussion about this post