Oleh: Yuhani, S. Ag.
Perkembangan zaman memberikan banyak kemudahan, terutama dalam hal mengakses berbagai informasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ini juga membuka ruang masuknya budaya-budaya asing yang tidak selalu sejalan dengan norma dan ajaran agama. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, khususnya bagi Guru Pendidikan Agama Islam yang memegang peranan penting dalam membentengi moral serta memberikan pedoman hidup bagi para siswanya. Informasi yang mudah diakses tidak selalu positif, ada banyak hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang bisa mempengaruhi karakter anak jika tidak diawasi dengan baik.
Tugas seorang Guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya sekadar mengajarkan ajaran-ajaran dasar agama di kelas. Lebih dari itu, Guru Pendidikan Agama Islam juga harus mampu menjadi teladan, membimbing perkembangan akhlak, serta memperkuat spiritualitas siswa. Seperti yang disampaikan oleh Vista (2024), Guru Pendidikan Agama Islam bukan semata-mata berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan juga membimbing perkembangan akhlak dan spiritualitas murid-muridnya.
Guru Pendidikan Agama Islam dituntut memiliki kompetensi yang merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Guru Pendidikan Agama Islam menjadi sosok yang diharapkan mampu memberikan pencerahan, mengarahkan siswa agar tetap berpegang pada ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, meski mereka hidup di era modern yang serba digital.
Namun, upaya membentuk siswa yang religius, berakhlak mulia, serta mampu bersaing di era modern ini tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada Guru Pendidikan Agama Islam. Peran orang tua sebagai pendidik utama di rumah sangat diperlukan untuk menciptakan kesinambungan pendidikan.
Mengenai pentingnya kerja sama antara Guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua, Helmi Nasaruddin Umar selaku Penasihat DWP Kemenag pada Rabu (26/2/2025) menyatakan bahwa tumbuh kembang pendidikan anak bermula dari didikan orang tua yang kemudian diteruskan oleh Guru.
Oleh sebab itu, kolaborasi antara orang tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam hal ini, sangat penting untuk kemajuan pendidikan anak bangsa. Guru Pendidikan Agama Islam berperan sebagai pendidik formal di sekolah, sementara orang tua menjadi penguat utama nilai-nilai agama di rumah.
Keduanya harus bersinergi dan saling mendukung agar pendidikan yang diterima anak tidak terputus di sekolah saja, tetapi juga berlanjut di rumah.
Di era teknologi dan globalisasi seperti sekarang, tantangan yang dihadapi siswa semakin beragam. Informasi yang mengalir begitu cepat, mudahnya akses media sosial, serta pengaruh budaya luar bisa membawa dampak positif maupun negatif terhadap perkembangan anak.
Tidak jarang anak terpengaruh oleh konten yang tidak sesuai dengan norma agama, baik dalam hal perilaku, cara berpikir, maupun gaya hidup. Maka dari itu, sinergi antara Guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua sangat penting, tidak hanya dalam menanamkan nilai-nilai dasar agama, tetapi juga dalam membimbing anak agar bijak dalam menyikapi perkembangan zaman.
Kerja sama ini menjadi benteng bagi anak agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif dan mampu memanfaatkan teknologi secara bijak. Komunikasi rutin antara Guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua sangat diperlukan untuk memantau perkembangan anak, baik dari sisi akademis maupun moral.
Selain itu, baik Guru Pendidikan Agama Islam maupun orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendorong anak agar tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi pribadi yang kreatif, produktif, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai akhlak mulia.
Guru Pendidikan Agama Islam memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan di sekolah, sedangkan orang tua memperkuatnya di rumah dengan pengawasan, keteladanan, serta perhatian penuh. Di rumah, orang tua bisa mengatur waktu penggunaan gadget anak, mengajak berdiskusi tentang informasi yang didapatkan, serta memberikan contoh dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.
Dengan sinergi yang baik, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual, siap menghadapi berbagai tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Adapun Kesimpulan dari tulisan ini penulis sampaikan bahwa, Di era sekarang ini, tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Guru Pendidikan Agama Islam harus memainkan peranannya sebagai pendidik yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter, akhlak, dan spiritualitas siswa.
Adapun peran orang tua sebagai pendidik utama di rumah sangat penting untuk menciptakan kesinambungan pendidikan dan penguatan nilai-nilai agama.
Dengan demikian, kolaborasi yang baik antara keduanya akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual, serta siap menghadapi berbagai tantangan tanpa kehilangan jati dirinya.
Penulis adalah Guru Fiqih MTSN 1 Merangin
Discussion about this post