Aksara24.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi melaporkan bahwa industri jasa keuangan di wilayah tersebut menunjukkan pertumbuhan positif pada Januari 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi, kepercayaan konsumen yang membaik, serta inovasi di berbagai segmen industri keuangan.
“Kami optimistis pertumbuhan sektor keuangan di Jambi akan terus meningkat, didukung oleh stabilitas ekonomi serta program literasi keuangan yang semakin luas,” ujar Yan Iswara Rosya, Kepala OJK Provinsi Jambi.
Kinerja perbankan di Jambi tetap stabil dengan pertumbuhan kredit Bank Umum (BU) sebesar 8,00 persen (yoy) menjadi Rp54,41 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan 9,24 persen (yoy), didorong oleh peningkatan simpanan perbankan konvensional sebesar 7,96 persen dan perbankan syariah sebesar 22,80 persen. Rasio kredit terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 115,57 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 88,88 persen.
Kredit yang disalurkan masih didominasi oleh sektor konsumsi sebesar 42,45 persen, diikuti oleh investasi (29,01 persen) dan modal kerja (28,54 persen). Sementara itu, penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 46,29 persen dari total kredit.
Sektor IKNB mencatat pertumbuhan positif di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), dengan peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 29,51 persen (yoy). Hingga Januari 2025, LKMS telah menyalurkan Rp2,97 miliar kepada 1.563 nasabah dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) sebesar 1,61 persen.
Sementara itu, perusahaan pembiayaan mencatat penurunan pembiayaan sebesar 0,70 persen (yoy), meskipun jumlah kontrak pembiayaan meningkat hingga 41,01 persen. Modal ventura juga menunjukkan pertumbuhan dengan total pembiayaan mencapai Rp111,55 miliar, meningkat 7,86 persen (yoy).
Jumlah investor di Jambi terus bertambah, dengan total 136.499 Single Investor Identification (SID), meningkat 14,86 persen dibanding tahun sebelumnya. Nilai penjualan reksa dana melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) tercatat sebesar Rp108,10 miliar atau naik 46,42 persen (yoy). Namun, jumlah transaksi saham mengalami penurunan sebesar 6,17 persen (yoy) dengan total transaksi Rp1,01 triliun.
“Kami terus mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam investasi pasar modal dengan edukasi yang lebih luas dan akses yang lebih mudah,” kata seorang analis dari OJK Jambi.
Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan, OJK Jambi telah melaksanakan enam kegiatan edukasi yang diikuti oleh 2.470 peserta hingga Februari 2025. Selain itu, OJK Jambi menerima 26 pengaduan konsumen terkait perbankan dan industri keuangan non-bank, serta menangani dugaan aktivitas keuangan ilegal Whale Front Limited guna melindungi konsumen.
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus berperan dalam memperluas akses keuangan di Jambi. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah kegiatan product matching sektor pasar modal dan perbankan bekerja sama dengan Bank Jambi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan berbagai perkembangan positif ini, OJK Jambi optimistis industri jasa keuangan akan terus mendukung stabilitas ekonomi daerah dan memperkuat kesejahteraan masyarakat. (OJK)
Discussion about this post