Mukomuko, Aksara24.id – Ratusan hektar sawah di Desa Lubuk Sanai II, Kecamatan XIV Koto, terancam gagal panen akibat saluran irigasi yang tersumbat oleh tumpukan material batu.
Warga menduga, material tersebut berasal dari proyek pembangunan yang tidak memiliki informasi jelas di lapangan.
Direktur Rumus Institute, Rusman Aswardi, langsung meninjau lokasi dan menyuarakan kegelisahan petani.
Ia mempertanyakan transparansi proyek tersebut yang tidak mencantumkan informasi pekerjaan, nilai anggaran, maupun volume kegiatan.
“Kalau proyek ini resmi dan bertanggung jawab, seharusnya ada papan nama pekerjaan. Tapi ini tidak ada sama sekali,” ujar Rusman.
Ia menyebut, tumpukan batu yang menutup saluran irigasi BP VIII sayap kanan itu telah memutus aliran air ke lahan pertanian.
Dampaknya, para petani mulai kewalahan karena sawah mereka kekeringan saat musim tanam tengah berlangsung.
“Pemerintah pusat sedang mendorong program ketahanan pangan, tapi di sini justru petani terancam rugi besar. Ini harus segera diselesaikan,” tegasnya.
Rusman juga mengimbau pihak pelaksana proyek agar tidak mengabaikan dampak sosial dari pekerjaan mereka.
Ia menekankan pentingnya koordinasi antara rekanan dan pemangku kepentingan di desa, termasuk pemerintah desa, BPD, P3A, dan kelompok tani.
“Jangan bekerja sendiri tanpa komunikasi. Ini bukan soal untung rugi proyek saja, tapi soal kehidupan petani dan keberlangsungan pertanian desa,” tambah Rusman.
Menanggapi kondisi tersebut, Sumarlin, ST, dari Unit Pengelola Irigasi (UPI) Kabupaten Mukomuko, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah tegas.
Ia mengatakan sudah meminta rekanan untuk segera membersihkan material yang menutupi saluran air.
“Kami terus melakukan pengawasan. Kami juga pastikan pekerjaan tetap berjalan tanpa merugikan petani,” kata Sumarlin.
Warga berharap penanganan dilakukan secepat mungkin agar irigasi bisa kembali mengalir dan musim tanam tidak gagal total.
Hingga kini, petani di Desa Lubuk Sanai II masih menanti solusi konkret di tengah ancaman krisis air yang semakin nyata. (HS)
Discussion about this post