Bengkulu, Aksara24.id – Pemerintah Provinsi Bengkulu membentuk Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah sebagai langkah menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.
Rapat pembentukan tim digelar di Ruang Rapat Merah Putih, Balai Raya Semarak, Selasa (9/9/2025).
Rapat dipimpin Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, didampingi Penjabat Sekretaris Daerah Herwan Antoni, serta dihadiri jajaran Forkopimda dan pemangku kepentingan terkait.
Agenda utama rapat adalah merumuskan strategi konkret agar Bengkulu mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonominya dari 4,92 persen saat ini menjadi 8 persen pada 2026.
Mian menegaskan, sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung perekonomian Bengkulu.
“Upaya utama adalah meningkatkan produksi pertanian. Pak Gubernur berkomitmen mengangkat taraf ekonomi masyarakat, terutama petani,” kata Mian.
Bengkulu dikenal sebagai daerah penghasil komoditas perkebunan seperti sawit, kopi, dan karet. Namun, produktivitas sektor ini masih dinilai bisa ditingkatkan. Melalui tim percepatan, Pemprov akan memperkuat rantai pasok pertanian, mulai dari distribusi pupuk, akses permodalan, hingga pemasaran.
“Jika petani sejahtera, otomatis ekonomi Bengkulu akan ikut terangkat. Sebab, mayoritas penduduk kita bergantung pada sektor pertanian,” tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menunjukkan, pada semester I 2025, pertumbuhan ekonomi daerah ini tercatat 4,92 persen. Dari sisi produksi, sektor jasa tumbuh cukup tinggi, sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan lembaga non-profit mendominasi.
Meski angka itu positif, target 8 persen masih jauh. “Dibutuhkan lompatan besar. Pola lama tidak cukup, dibutuhkan sinergi dari seluruh pihak,” ujar Mian.
Selain pertanian, Mian menekankan pentingnya investasi sebagai penggerak ekonomi. Ia menyoroti perlunya kemudahan perizinan agar investor tidak enggan menanamkan modalnya di Bengkulu.
“Perizinan harus dipermudah supaya investor segera membuka lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi,” jelasnya.
Potensi lain yang diandalkan Bengkulu adalah energi terbarukan, pariwisata, serta industri pengolahan hasil perkebunan. Namun, birokrasi yang berbelit sering dikeluhkan investor.
Mian menegaskan target pertumbuhan 8 persen bukan sekadar angka, tetapi tantangan sekaligus peluang.
“Jika kita mampu mencapainya, kemiskinan bisa ditekan dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegasnya. (Hel)





































Discussion about this post