Oleh : Arie Suriyanto
Semua sorotan mata di daerah berpenduduk 205.272 jiwa, itulah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Negeri yang berjuluk Sepucuk Nipah Serumpun Nibung merupakan daerah yang memiliki sejarah peradaban melayu yang dikenal sangat hudrogen dengan keanekaragaman tradisi budaya yang telah membaur secara turun temurun.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan luas wilayah mencapai 5.445 km2, membentang dari wilayah Timur sampai ke wilayah Barat dengan panjang garis pantai mencapai 230 kilometer.
Kabupaten yang memiliki 11 Kecamatan, 73 Desa dengan 20 Kelurahan, tentunya memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk di kelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diharapkan dan memberikan kontribusi besar terhadap Peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan Laut, masih sangat jauh dari apa yang di harapkan oleh masyarakat. Keberpihakan pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur terhadap sektor-sektor diatas belum sepenuhnya berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Padahal Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi, seharusnya daerah ini berkembang pesat, terutama perhatian terhadap infrastruktur jalan dan jembatan yang sampai hari ini masih menjadi bahan kritikan bahkan viral di berbagai sosial media.
24 tahun sudah Kabupaten Tanjung Jabung Timur melepaskan diri dari Kabupaten Induk (Kabupaten Tanjung Jabung Barat), seharusnya daerah ini sudah memilki kerangka acuan “Blue Print” yang dituangkan kedalamm Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang kemudian di wujudkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) merupakan perencanaan makro politis berwawasan 20 (dua puluh) tahun dan memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM – Daerah) setiap lima tahun sekali.
Namun sangat disayangkan sekali, justru selama 24 tahun ini, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kehilangan arah kebijakan pembangunan dan terkesan amburadul tanpa arah kebijakan yang jelas. Sektor-sektor diatas yang diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak menunjukkan hal yang significant.
Sektor Pertanian kelihatannya semakin anjlok, alih fungsi lahan terus mengalami degradasi, Sektor Perikanan tidak berjalan maksimal, bahkan pasar ikan yang sekaligus tempat membongkar muat roboh me justru dengan swadaya pengusaha harus membehani sendiri, pertanyaannya dimana peran pemerintah.
Berikut ini saya hanya ingin memperkenalkan muka-muka para Calon Bupati Tanjung Jabung Timur, sebagai leader (Eksekutor) dalam mengambil suatu kebijakan, ketika nantinya di pilih oleh masyarakat Tanjung Jabung Timur untuk memimpin selama lima tahun kedepannya.
1. Muslimin Tanja (MT)
Pria kelahiran Desa Lambur Luar ini, tentunya telah memiliki strategi dan gagasan tentang bagaimana membangun Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Jauh hari sebelum beliau intens turun mensosialisasikan dirinya untuk maju sebagai Calon Bupati Tanjung Jabung Timur, kami sering berdiskusi tentang banyaknya persoalan yang harus di benahi, bahkan saya menitipkan catatan kecil kepada beliau bahwa ada 43 (empat puluh tiga) permasalahan yang harus di tuntaskan dan tidak bisa di selesaikan dalam satu periode kepemimpinan saja.
Sebagai talenta muda tentunya, Muslimin Tanja (MT), tentunya memiliki kemampuan terutama dalam membangun jaringan (Network) dengan teman-teman beliau yang ada di pusat untuk menuntaskan segala permasalahan yang ada di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung.
2. Hj. Dilla Hikmah Sari, ST.
Sang Ayahanda adalah Drs. H. Abdullah Hich, mantan Bupati Tanjung Jabung Timur selama 2(dua) yang di kenal sebagai Bapak Pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung dengan meretas pembangunan dari pelosok Pedesaan menuju Ibukota Kecamatan sampai ke Ibukota Kabupaten. Ternyata jajak Sang Ayah yang dikenal sangat dekat dengan masyarakat, tentunya mengalir pada sosok putrinya melalui Hj. Dilla Hikmah Sari, ST.
Tentunya kita masih ingat pada pemilukada 2015 yang lalu, dimana Hj. Dilla Hikmah Sari, ST, pernah maju sebagai calon Bupati Tanjung Jabung Timur, namun.kalah melawan Romi Hariyanto, yang saat ini masih menjadi Bupati Tanjung Jabung Timur untuk kedua kalinya.
Hj. Dilla Hikmah Sari, ST, adalah sosok srikandi yang pantang menyerah, beliau memang benar-benar petarung yang tidak pernah lelah untuk terus terun keseluruh pelosok negeri Betuah berinteraksi dengan masyarakat dan satu hal yang patut kita banggakan adalah komitmen beliau sebagai Srikandi tidak pernah membuat dirinya gentar menghadapi penantang lainnya untuk bertarung pada Pemilukada di bulan Nopember 2014 nanti.
3. H. Zumi Laza Zulkifli, SH.
Sebagai pendatang baru sama halnya dengan Muslimin Tanja (MT), mereka adalah Anak Rantau yang memiliki niat yang sama untuk membangun Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun masyarakat masih meragukan, jika dirinya kelak akan mengikuti jejak sang kakak Zumi Zola Zulkifli mantan Bupati Tanjung Jabung Timur, dimana waktu itu Zumi.Zola Zulkifli hanya memimpin selama 4.5 tahun setelah dirinya maju sebagai Calon Gubernur Jambi pada tahun 2015 dimana seharusnya Zumi Zola Zulkifli masih memimpin sampai pada tanggal 12 April 2016, sehingga sisa 6(enam) bulan jabatan Bupati di ambil alih oleh Ambo Tang Wakil Bupati.
Kekhawatiran masyarakat dibawah harus disampaikan secara gamblang dan tegas, agar majunya H. Zumi Laza Zulkifli, SH. tidak menjadikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai batu loncatan atau kelinci percobaan untuk kepentingan politik semata.
Memang elektabilitas H. Zumi Laza Zulkifli,SH SH, Kedewasa ini merangkak naik, namun semua itu tidak terlepas dari hadirnya sang kakak Zumi Zola Zulkifli serta (Alm) Zulkifli Nurdin sang Ayah yang merupakan tokoh sentral di Tanjab Timur yang pernah memimpin sebagai Gubernur Jambi selama 2(dua) periode.
Yang jelas ketiga nama diatas tentunya memiliki konsep dan Strategi dalam membangun Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun semua itu tergantung cara masyarakat menilai dan berpikir, bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur membutuhkan sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat.
Sebagai Pemerhati Kebijakan Publik serta salah satu pelaku Pembentukan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai Kabupaten Pemekaran, ingin mengajak kepada semua calon untuk tetap menjaga kerukunan dan saya bersama teman-teman akan tetap mengawal, siapapun bupati yang nantinya terpilih dan kami telah menyiapkan konsep Kontrak Politik yang harus di tanda tangani oleh semua calon. Kami tidak ingin menjadi penonton tapi kami ingin mengawal berbagai kebijakan pembangunan di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung.
Penulis adalah pelaku sejarah pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Discussion about this post