Aksara24.id – Pada Apel Siaga Karhutla beberapa waktu lalu, Wabup Bakhtiar minta semua pihak untuk sama-sama bersinergi untuk mengatasi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Ia juga mengimbau, agar masyarakat Kabupaten Batanghari tidak membakar lahan dan hutan yang akan menyebabkan asap dan polusi udara.
” Saya minta agar kita sama-sama menjaga di musim kemarau ini untuk jangan membakar,” pintanya.
Sementara, berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Jambi. Karhutla di Batanghari mengalami peningkatan.
Tercatat hingga sampai pada akhir Agustus 2024 lalu, total luas lahan yang terbakar mencapai 253,954 hektar.
Ratusan hektar lahan yang terbakar tersebut ditemukan dari 70 titik api atau fire spot yang berkobar dan menyebar di seluruh kecamatan daerah setempat.
Kalau luasan yang terbakar dari yang kami laporkan kemarin sampai hingga saat ini sudah 250,954 hektar tersebar di 8 kecamatan,” ungkap Ansori Kalaksa BPBD Batanghari.
Baca Juga:
Pasangan ASSET Resmi Daftar ke KPU Muaro Jambi, Asnawi: Kami Datang Untuk Menang
Lahan yang terbakar merupakan lahan perkebunan warga maupun di area perusahaan dan semak belukar maupun jenis lahan gambut.
“Kalau lahan yang terbakar sudah sudah ini termasuk lahan warga lahan perusahaan juga ada namun yang lebih besar kemarin iyalah lahan tahura,” Pungkas Ansori.
Dari delapan Kecamatan di Kabupaten Batanghari, kasus kebakaran hutan dan lahan ini paling luas terjadi di kecamatan muara bulian yang mencapai 183,884 hektar.
Kemudian Muara Tembesi 27,15 hektar dan maro sebo ulu seluas 22 hektar.
Sedangkan lima kecamatan lainnya, seperti pemayung seluas 7 hektar, mersam 5,55 hektar dan bajubang 5,5 hektar, batin 24 seluas 2,62 hektar dan maro sebo ilir hanya berkisar 0,25 hektar.
Mayoritas kebakaran ini diduga akibat ulah oknum warga yang sengaja melakukan aktivitas pembakaran.
Wabup Bakhtiar juga menyampaikan, dalam rangka menyamakan langkah serta menyatukan tekad untuk saling bahu membahu dalam upaya penanggulangan bencana Harhutla.
“Jangan sampa di Kabupaten Batanghari seperti yang terjadi pada tahun 2015 dan 2019 yang lalu,” ujarnya. (Adv)
Discussion about this post