Aksara24.id – Dalam rangka memperingati Hari Kartini 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menggelar kegiatan edukasi keuangan yang menyasar sekitar 1.000 perempuan pekerja migran Indonesia (PMI).
Acara yang berlangsung di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Senin (21/4), mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Cerdas Finansial Menyongsong Masa Depan Sejahtera”.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.
Dalam sambutannya, Menteri Abdul Kadir Karding menekankan pentingnya pemahaman literasi keuangan bagi PMI, khususnya perempuan. Berdasarkan data KP2MI, sebanyak 66,3 persen dari total 942.000 PMI dalam lima tahun terakhir adalah perempuan.
“Kegiatan edukasi ini sangat strategis untuk membekali pekerja migran agar dapat mengelola penghasilan mereka dengan bijak dan produktif. Jangan hanya bekerja, tetapi juga belajar mengelola hasil kerja agar berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga,” ujar Karding.
Ia juga mengingatkan bahwa literasi keuangan bukan hanya sekadar mengatur uang, tetapi menjadi “benteng pelindung” dari berbagai risiko keuangan, termasuk investasi bodong dan skema penipuan lainnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti turut menegaskan bahwa PMI memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional melalui remitansi yang mereka kirim ke tanah air. Remitansi ini, kata dia, tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga di daerah asal, tetapi juga memperkuat ketahanan eksternal dan neraca pembayaran nasional.
Namun, Destry juga mengingatkan adanya ancaman di era digital. PMI harus waspada terhadap berbagai modus penipuan keuangan digital. Kemajuan teknologi memang mempermudah transaksi, tapi risiko juga meningkat.
Destry juga menyoroti kampanye PeKA (Peduli, Kenali, dan Adukan) yang diusung BI untuk melindungi konsumen dari penipuan digital.
“Melalui semangat Kartini, kami ingin mendorong perempuan agar berdaya secara finansial dan mampu menjadi bagian dari ekosistem ekonomi inklusif yang berkeadilan,” tambahnya.
Sementara itu, Friderica Widyasari Dewi dari OJK menyampaikan bahwa keterampilan literasi keuangan akan sangat menentukan masa depan PMI pasca bekerja di luar negeri.
“Keterampilan mengelola keuangan ini menjadi modal penting agar ketika kembali ke tanah air, para PMI masih memiliki tabungan atau bahkan modal usaha,” ujarnya. Ia juga memperingatkan maraknya skema penipuan yang menyasar para PMI.
“Hati-hati dengan skema penipuan. Jangan sampai pulang kampung dengan tangan kosong setelah bertahun-tahun bekerja keras. Jangan sampai zonk,” katanya tegas.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah figur inspiratif dari kalangan PMI turut berbagi kisah sukses mereka dalam mengelola keuangan dan membangun usaha.
Selain itu, diserahkan pula penghargaan simbolis pengukuhan Duta Literasi Keuangan OJK dan BI kepada 11 tenaga pengajar dari KP2MI dan BP3MI.
Acara ini juga dihadiri oleh para tokoh perempuan dari Komisi XI DPR RI, termasuk Puteri Anetta Komarudin, Annisa Mahesa, Julie Sutrisno Laiskodat, Anna Mu’awanah, Anis Byarwati, dan Andi Yuliani Paris.
Melalui momentum Hari Kartini, kolaborasi tiga lembaga ini menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya melalui pendidikan dan kesetaraan hak, tetapi juga melalui peningkatan literasi keuangan sebagai jalan menuju kemandirian ekonomi dan kesejahteraan jangka panjang. (dr)
Discussion about this post