Aksara24.id – Di tengah gejolak global dan tensi geopolitik yang meningkat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Mei 2025 yang berlangsung pada 28 Mei lalu.
“Kondisi sektor jasa keuangan kita masih solid dan resilien, bahkan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang masih terjaga positif,” ujar juru bicara OJK dalam pernyataan resminya.
Bursa saham Indonesia mencatat penguatan signifikan sebesar 6,04% secara bulanan ke level 7.175,82—salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.
Investor asing kembali menunjukkan kepercayaan dengan mencatatkan net buy Rp5,53 triliun di bulan Mei.
Pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 8,88% YoY, dengan kredit UMKM tetap tumbuh meski melambat. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali di angka 2,24%.
Perbankan juga disebut memiliki likuiditas memadai dengan CAR menyentuh 25,43%.
Dalam upaya memberantas judi online, OJK bersama Kementerian Komunikasi dan Digital telah memblokir 17.026 rekening yang teridentifikasi terkait aktivitas ilegal tersebut.
Tak hanya itu, Satgas PASTI juga telah menghentikan lebih dari 1.300 entitas keuangan ilegal sejak awal tahun.
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan kenaikan: indeks literasi keuangan naik ke 66,46%, sementara inklusi mencapai 80,51%. OJK gencar melakukan edukasi keuangan ke lebih dari 5 juta masyarakat sejak awal tahun.
Jumlah konsumen aset kripto Indonesia meningkat menjadi 14,16 juta dengan transaksi mencapai Rp35,61 triliun hanya di bulan April.
Sektor fintech P2P lending juga mencatat pertumbuhan outstanding sebesar 29,01% YoY.
OJK juga menyoroti pertumbuhan signifikan pada sektor keuangan syariah, dengan AUM reksa dana syariah naik 16,74% dan pembiayaan perbankan syariah tumbuh 8,87%.
Inisiatif seperti SYAFIF Goes to Palembang dan program SICANTIKS terus digencarkan demi memperkuat literasi keuangan syariah.
Hal ini mencerminkan upaya konkret OJK dalam menjaga ketahanan sistem keuangan nasional, memperkuat sektor-sektor strategis, serta memberantas aktivitas keuangan ilegal.
Meski tantangan global masih tinggi, arah kebijakan OJK disebut tetap konsisten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. (hs)
Discussion about this post