Mukomuko, Aksara24.id – Empat orang tak dikenal yang mengaku sebagai perwakilan media dan LSM mengunjungi Kantor Desa Lubuk Gedang, Kabupaten Mukomuko, pada Rabu (18/6/2025).
Kehadiran mereka memicu keresahan aparat desa dan warga karena diduga melakukan pemungutan dana tanpa prosedur resmi.
Para tamu tersebut datang dengan membawa proposal kegiatan yang disebut sebagai bagian dari peringatan Hari Bhayangkara 1 Juli 2025.
Mereka meminta dana publikasi dari pihak desa tanpa melalui nota kesepahaman (MoU), sehingga menimbulkan kecurigaan terhadap niat dan latar belakang mereka.
Kepala desa setempat, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa ia merasa tertekan dengan permintaan tamu tersebut.
“Mereka datang membawa proposal dan langsung bicara soal uang publikasi. Kami merasa cara mereka tidak etis dan tidak profesional,” ujarnya.
Sekitar pukul 15.00 WIB, polisi dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Mukomuko menjemput keempat orang tersebut.
Petugas langsung membawa mereka ke Mapolres untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait maksud dan kegiatan yang mereka rencanakan.
Kepala Satreskrim Polres Mukomuko menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan klarifikasi dan pendalaman terhadap kasus ini.
“Kami bergerak cepat setelah menerima laporan dari pihak desa. Saat ini kami sedang menggali informasi dari keempat orang tersebut untuk memastikan tidak ada unsur penipuan atau pemerasan,” ujarnya.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya aparatur desa, agar lebih berhati-hati menerima tamu yang mengatasnamakan lembaga atau organisasi tertentu, apalagi yang meminta dana secara langsung tanpa dasar hukum atau administrasi yang jelas.
Langkah cepat Polres Mukomuko tersebut mendapat apresiasi dari sejumlah warga dan kepala desa lain di wilayah Kecamatan XIV Koto dan Kecamatan Lubuk Pinang.
Mereka berharap kepolisian terus memantau aktivitas mencurigakan yang berpotensi meresahkan masyarakat.
“Kami merasa lebih tenang setelah pihak kepolisian turun tangan. Harapan kami, tidak ada lagi kejadian serupa di desa-desa lain,” tambah salah satu kepala desa yang enggan disebutkan namanya. (HS)
Discussion about this post