Aksara24.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap kuat dan resilien hingga April 2025.
Hal ini disampaikan dalam hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK yang digelar bulan ini, di tengah dinamika perekonomian global dan tekanan geopolitik yang terus berkembang.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan bahwa kondisi industri perbankan nasional masih dalam kondisi solid dengan permodalan dan likuiditas yang memadai.
“Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan terjaga di level 26,44% dan rasio likuiditas atau AL/NCD sebesar 133,85%, menunjukkan kekuatan sistem keuangan kita dalam menghadapi gejolak eksternal,” ungkapnya.
Di sektor pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 7.304,17 per akhir April 2025 dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.840 triliun. Meski investor asing mencatat net sell sebesar Rp4,68 triliun, jumlah investor terus meningkat dan kini mencapai 13,16 juta orang.
Sementara itu, sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan pertumbuhan positif. Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh 13,65% secara tahunan, sedangkan sektor asuransi mencatatkan peningkatan aset, meskipun beban klaim masih menjadi tantangan, khususnya di asuransi jiwa.
OJK juga menyoroti pentingnya transformasi digital dan penguatan perlindungan konsumen. Sepanjang 2025, OJK telah menerima lebih dari 100.000 pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan. Untuk itu, penguatan program literasi dan inklusi keuangan terus digalakkan, termasuk menjelang peluncuran Bulan Inklusi Keuangan tahun ini.
Selain itu, OJK melaporkan bahwa hingga akhir April 2025, jumlah entitas pinjol legal tetap stabil di angka 101, sementara pengaduan pinjol ilegal terus menurun, berkat kerja sama intensif dengan Satgas PASTI dan aparat penegak hukum.
RDK juga menyoroti arah kebijakan moneter global, potensi ketidakpastian dari konflik geopolitik, dan dampaknya terhadap aliran modal serta nilai tukar rupiah. Namun, OJK optimistis bahwa melalui koordinasi erat dengan pemerintah dan Bank Indonesia, sektor jasa keuangan nasional akan tetap tangguh dan siap menghadapi tantangan mendatang. (dr)
Discussion about this post