Mukomuko, Aksara24.id – Puluhan warga Desa Setia Budi memprotes kebijakan sepihak yang dilakukan pihak Agromuko Estate, Tanah Rekah Estate, terkait penutupan jalan utama di wilayah perbatasan desa.
Aksi protes terjadi pada Jumat (4/7/2025), setelah warga mendapati jalan yang biasa mereka gunakan untuk beraktivitas ditutup tanpa pemberitahuan.
Massa mendatangi kantor Tanah Rekah Estate untuk meminta penjelasan langsung dari manajemen.
Namun, keterangan yang disampaikan pihak perusahaan melalui manajer lapangan justru memicu ketegangan karena dianggap tidak sesuai fakta di lapangan.
“Kami tidak pernah diberi tahu sebelumnya. Tiba-tiba jalan sudah ditutup. Ini akses penting warga, bukan lahan pribadi,” ujar salah satu warga yang ikut dalam aksi.
Kepala Desa Setia Budi, Jumadi, membenarkan bahwa perusahaan menutup jalan tanpa berkoordinasi terlebih dahulu.
Ia menyayangkan tindakan sepihak tersebut karena jalan yang ditutup berada di jalur perbatasan yang digunakan warga dari dua desa.
“Saya tidak pernah mengizinkan penutupan jalan ini. Kalau perusahaan menyebut ada persetujuan dari saya, itu tidak benar,” tegas Jumadi saat memberikan keterangan.
Ia mendesak pihak Agromuko Estate segera membuka kembali akses jalan dan mengedepankan dialog dengan masyarakat maupun pemerintah desa sebelum mengambil kebijakan yang menyentuh kepentingan publik.
Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko dari Fraksi PKB, Marsono, ikut angkat bicara.
Ia menilai perusahaan seharusnya membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah desa dan masyarakat sekitar sebelum mengambil langkah yang dapat menimbulkan konflik.
“Perusahaan harus transparan dan melibatkan pemerintah desa dalam setiap keputusan strategis yang berdampak pada warga. Jangan bertindak sepihak,” tegas Marsono.
Warga berharap perusahaan segera merespons aspirasi mereka dan mengembalikan akses jalan seperti semula.
Mereka juga mendorong penyelesaian damai agar tidak menimbulkan ketegangan lebih lanjut di lapangan.
Situasi saat ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan lembaga pengawasan.
Semua pihak sepakat bahwa dialog dan keterbukaan menjadi kunci utama untuk menyelesaikan persoalan ini secara bijak (HS)
Discussion about this post