Jawa Tengah, Aksara24.id – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menggagas pelibatan koperasi, khususnya Koperasi Merah Putih, dalam proses pembiayaan, distribusi, hingga penyimpanan hasil panen jagung.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar hilirisasi sektor pertanian jagung yang tengah digenjot pemerintah.
Jenderal Sigit menyampaikan bahwa peran koperasi sangat krusial dalam memberikan kepastian harga sekaligus memperkuat posisi tawar petani di pasar.
“Kami ingin memastikan para petani jagung bisa menjual hasil panennya dengan harga yang layak dan tidak terjebak permainan tengkulak.
Maka dari itu, koperasi hadir sebagai penyangga yang menjamin penyerapan hasil panen,” ujar Kapolri saat memimpin kegiatan tanam jagung di Desa Selojari, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Rabu (9/7/2025).
Kapolri menegaskan, Polri akan terus mendukung kebijakan strategis pemerintah, terutama dalam mendorong ketahanan pangan nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Polri berkomitmen penuh dalam mengawal program swasembada pangan. Kami akan hadir dari tahap pencarian lahan hingga pascapanen,” jelasnya.
Dalam kegiatan yang digelar serentak secara nasional melalui jaringan daring tersebut, Kapolri memimpin langsung penanaman jagung di lahan hutan Selo Lestari.
Di lokasi ini, para petani binaan polres dan polsek setempat mengelola 38.750 hektare lahan, termasuk 2.463 hektare lahan perhutanan sosial.
Secara nasional, penanaman jagung di kuartal III tahun 2025 mencakup lahan seluas 168.432 hektare, terdiri dari 117.510 hektare lahan perhutanan sosial yang telah ditanami, 48.082 hektare lahan produktif, serta 2.839 hektare lahan yang ditanam serentak pada hari ini.
Program ini turut melibatkan sejumlah pemangku kepentingan seperti Inhutani, Perhutani, serta Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan.
Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan hadir langsung mendampingi Kapolri dalam agenda tersebut.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Polri juga mendistribusikan bantuan alat pertanian kepada penyuluh dan kelompok tani.
Bantuan tersebut antara lain 500 alat penguji kesuburan tanah, 89 alat pemipil jagung, 100 alat pengukur kadar air, dan 93 alat pengering.
Jenderal Sigit menilai langkah ini tidak hanya menyasar ketahanan pangan, tetapi juga bertujuan membangun kemandirian ekonomi petani.
“Swadaya pangan adalah pondasi kedaulatan bangsa. Jika kita mampu menghasilkan pangan sendiri, maka kita kuat dan merdeka secara ekonomi,” tutupnya. (**)






































Discussion about this post